Diary Herbal: Perjalanan Diet Alami, Skincare Hijau, dan Suplemen Ringan

Diary Herbal: Perjalanan Diet Alami, Skincare Hijau, dan Suplemen Ringan

Hai, ini diary aku lagi — bukan yang patah-patah kayak lagu galau, tapi more like curhat sehat. Beberapa bulan terakhir aku lagi eksperimen hidup lebih hijau: lebih banyak herbal, makan yang natural, dan coba-coba skincare serta suplemen yang terdengar friendly buat tubuh. Bukan karena mau jadi ekstrem, lebih karena penasaran sama efeknya dan ya… pengen ngurangin drama usai makan mie instan tengah malam. Jadi, catetan ini semacam update jujur, agak nyeleneh, dan pastinya personal.

Kenapa tiba-tiba herbal? Ceritanya singkat: malas ribet

Dulu aku semacam orang yang percaya aja sama iklan — skincare A harus, suplemen B wajib. Tapi lama-lama lelah juga liat rak penuh botol dan krim, tanpa ngerti mana yang bener-bener ngaruh. Trus aku mulai baca-baca tentang tanaman obat tradisional, jamu, sampai resep nenek. Lucunya, yang simpel sering bikin aku ngerasa lebih enak: teh jahe pagi-pagi setelah bangun, air perasan lemon (secukupnya), dan kadang infused water dengan daun mint. Enggak ada yang wow instan, tapi ada perasaan ‘ah ini cocok buat keseharian’.

Diet alami: bukan diet kejam, tapi pola makan yang bikin badan adem

Ini bagian paling banyak orang nanya: diet alami itu gimana? Buat aku, intinya balik ke makanan utuh. Nasi merah kadang, lebih banyak sayur, protein dari ikan atau tahu-tempe, dan cemilan diganti kacang atau buah. Prinsipnya sih simple: olahan minimal, bahan yang kelihatan wujud aslinya. Aku juga berhenti menganggap semua jenis lemak itu musuh — minyak zaitun dan kacang-kacangan itu malah sahabat.

Hasilnya? Energi naik pelan-pelan, bukan dramatis kayak adegan film. Perut lebih ‘tenang’, mood swing sedikit berkurang, dan baju mulai terasa lebih enak dipakai. Jujur, bukan cuma fisik — mental juga ikut enak karena merasa lebih mindful tiap makan. Aku ga bilang ini resep ajaib, tapi buat aku, perubahan kecil itu lebih sustainable daripada diet yang ngomongin kalori sampai mimpi.

Skincare hijau: review singkat, yang aku suka dan yang biasa aja

Soal skincare, aku sekarang pilih produk yang bahan dasarnya plant-based. Cuma bukan berarti semua yang alami otomatis aman 100% ya — tetap harus cek label dan patch test. Beberapa produk yang bikin aku jatuh cinta: cleanser berbasis aloe vera yang lembut, serum vitamin C dari ekstrak buah, dan moisturizer dengan kandungan centella asiatica yang adem banget di kulitku yang gampang kemerahan.

Ada juga produk yang hype tapi buatku biasa aja — misalnya minyak esensial tertentu yang wanginya enak tapi bikin pori-pori terasa berat kalau dipakai tiap hari. Nah, di tengah proses ini aku juga menemukan banyak referensi dan produk menarik, salah satunya lewat link natrlresults yang sempat jadi rujukan untuk tahu katalog bahan alami yang lagi tren.

Suplemen ringan: kecil-kecil cabe rawit, tapi hati-hati

Untuk suplemen aku masukin yang ringan-lah: probiotik untuk pencernaan, omega-3 dari minyak ikan atau algae buat yang vegetarian, dan multivitamin kalau lagi sibuk banget. Poin pentingnya: suplemen itu pelengkap, bukan pengganti makanan. Kalau malas makan sayur terus berharap suplemen aja, ya nggak banget.

Satu kebiasaan yang aku terapin: catat apa yang aku konsumsi dan efeknya. Misal, suatu merk probiotik bikin aku lebih nyaman, tapi ada juga suplemen herbal yang bikin aku merasa agak gelisah di malam hari — mungkin kombinasinya nggak cocok. Intinya, dengarkan tubuh dan kalau perlu tanya ke profesional kesehatan dulu.

Refleksi ringan dan tips ala aku

Kalau ditanya apa yang paling berharga dari perjalanan herbal ini, jawabannya simple: kesadaran. Aku jadi lebih sadar makanan apa yang masuk ke badan, produk apa yang nyentuh kulit, dan gimana hal-hal kecil bisa berpengaruh ke mood. Tips singkat dari aku: mulai pelan, coba satu perubahan tiap bulan, dan catat efeknya. Jangan lupa juga untuk tetap fleksibel — kalau suatu hari kamu kepengen pizza, ya makan aja, hidup nggak harus perfect.

Oke, cukup dulu update dari aku. Nanti bakal aku tulis lagi soal resep sederhana jamu favorit atau review produk yang lagi aku pakai. Sampai jumpa di halaman diary berikutnya — semoga hari kamu juga lebih hijau dan bahagia, walau cuma sedikit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *