Halo! Aku si Greenie — bukan tanaman, tapi hampir hidup deh kalau disiram air, matahari, dan es kopi. Curhat dulu ya, tentang eksperimen kecil-kecilan yang kukerjakan belakangan: diet alami, skincare berbasis herbal, dan suplemen yang bikin rak dapur berasa apotik hijau. Santai aja, kita ngobrol kayak sedang nongkrong di kafe, piring kue lapis nongol di samping.
1. Diet Alami: Bukan Diet Ekstrem, Cuma Ngurangin Olahan
Mulai dari yang paling dasar: makanannya. Aku tuh nggak percaya diet yang harus ngitung setiap kalori sampai mimpi-mimpi juga dihitung. Jadi aku coba kembali ke basic — makan whole foods, banyak sayur, buah, kacang-kacangan, dan kurangi makanan olahan. Simple banget, iya, tapi efeknya nyata.
Pagi biasanya smoothie hijau: pisang, bayam, sedikit jahe, dan bubuk spirulina kalau lagi mood. Siang makan nasi merah atau ubi, lauk tempe/ikan, dan banyak sayur. Malam? Lebih ringan, sup sayur atau salad hangat. Aku juga suka menyisipkan jamu kunyit-atau-ginger sesekali. Rasanya enak, hangat, dan kayak peluk tubuh dari dalam.
Intinya: fokus ke makanan yang utuh. Kalau lapar di antara waktu makan, pilih kacang atau buah daripada snack kemasan. Tubuh kerasa lebih stabil energinya. Kulit juga ikut senang. Seriusan.
2. Skincare Alami: Review Ringan dari Si Pemalas
Kalau soal skincare, aku tipe yang malas layering 10 step. Jadi aku pilih produk yang sederhana, natural, dan multi-fungsi. Coba beberapa: serum vitamin C berbasis ekstrak buah, pelembap dengan minyak jojoba + aloe vera, dan facial oil berbahan kelor (moringa) buat malam hari.
Verdict? Serum vitamin C bikin kulit lebih cerah secara perlahan, bukan instan kayak filter Instagram — tapi itu bagus. Pelembapnya cepat meresap, nggak bikin kilap berlebih. Facial oil kelor: wanginya earthy, dan efeknya bikin bekas jerawat memudar (perlahan, sabar ya). Kalau ada yang pengin rekomendasi merk alami yang aku suka, ada satu toko online yang menyediakan banyak pilihan, aku pernah liat koleksinya di natrlresults. Tapi tetap: patch test dulu ya, kulit tiap orang beda.
Satu hal lucu: pakai masker kunyit homemade bikin pipi kuning, dan suami sempet ngira aku lagi trend baru. Aku sih ketawa, terus gosok bersih. Masker tradisional memang efektivitasnya beda-beda, tapi buat me time dan ritual, 10/10.
3. Suplemen & Ritual Nyeleneh: Ada yang Beneran Ngefek, Ada yang Cuma Support
Di rak suplemen aku ada macem-macem: spirulina, kelor bubuk, probiotik, dan adaptogen seperti ashwagandha (buat yang susah tidur). Aku menganggap suplemen sebagai “pembantu”, bukan pengganti makanan. Jadi kalau makan masih junk, suplemen nggak bakal mengubah segalanya jadi sehat aja. Logika sederhananya: suplemen itu asisten, jangan dijadikan bos.
Salah satu yang paling terasa efeknya adalah probiotik. Perutku yang dulu sering kembung sekarang lebih tenang. Spirulina? Energi naik dikit, plus ada kilau sehat di kulit. Ashwagandha membantu tidurnya lebih nyenyak kalau konsumsi konsisten selama beberapa minggu. Tapi ya, semua butuh waktu.
Oh iya, aku pernah cobain suplemen herbal “superfood” yang klaimnya bikin awet muda. Hasilnya: aku merasa lebih semangat, tapi masih harus kerja keras buat bener-bener tidur cukup dan gak begadang nonton drama. Moral: suplemen bagusan kalau lifestyle juga mendukung.
4. Kesimpulan Ringan: Eksperimen Itu Seru, Tapi Konsistensi Janji Suci
Kalau ditanya: apa yang berubah setelah eksperimen ini? Banyak hal kecil yang jadi besar: energi stabil, mood lebih kalem, kulit yang mulai ngikut, dan pengetahuan bahwa tubuhku lebih suka simple & natural. Aku juga jauh lebih sering masak sendiri, yang artinya dompet agak tersenyum juga.
Pesanku: coba sedikit-sedikit. Ganti snack satu persatu. Tambah satu produk skincare natural. Satu suplemen yang menurutmu cocok. Catat perubahannya. Jangan keburu menyerah setelah seminggu. Tubuh butuh waktu adaptasi. Dan yang paling penting: enjoy the process. Hidup jangan terlalu serius. Kita tetap butuh es kopi, tawa, dan kadang kue lapis.
Kalau kamu punya eksperimen herbal atau produk natural favorit, cerita dong. Aku siap tuker pengalaman sambil ngopi lagi. Cheers dari Greenie yang lagi hati-hati tapi happy nge-greening hidupnya.